Minggu, 6 Februari 2011. Sekira pukul 10 pagi. massa berjumlah 1.500 orang menyerang lokasi Ahmadiyah di Desa Umbulan, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang. Terjadi adu lempar. Terjadi perlawanan. Korban berjatuhan dari pihak Ahmadiyah. Ada tiga orang yang tewas saat laporan ini dibuat. Sejumlah korban luka serius kini dievakuasi ke rumah sakit Serang.
Pagi sebelumnya Polisi membawa Parman, istrinya dan Tatep. Parman mubaligh Ahmadiyah kelahiran Cikeusik sementara Tatep ketua Pemuda Ahmadiyah Cikeusik. Polisi membawa mereka ke Polres Pandeglang dengan alasan ingin meminta keterangan atas status imigrasi istri Parman, warga Filipina. Hingga kini ketiga warga Ahmadiyah tersebut masih berada di Polres Pandeglang.
Warga Ahmadiyah Cikeusik diungsikan ke rumah keluarga Parman, satu jam dari lokasi. Warga Ahmadiyah berjumlah 25 orang, mayoritas orang tua dan anak-anak
Berdasarkan informasi ini, pemuda-pemuda Ahmadiyah dari Jakarta dan Serang pergi menuju Cikeusik. Tujuannya, melakukan pengamanan terhadap warga Ahmadiyah yang masih menetap di Cikeusik. Mereka tiba sekira pukul 8 pagi keesokan harinya, 6 Februari. Mereka berjumlah 18 orang [plus 3 orang warga Cikeusik]. Mereka berjaga-jaga di rumah Parman.
Pada saat itu ada 6 petugas polisi dari reserse kriminal di lokasi. Sekira pukul 9 pagi, datang satu mobil pick-up polisi dan dua truk Dalmas [pengendali massa]. Mereka makan pagi bersama dan mengobrol. Ada dialog antara warga Ahmadiyah dan Polisi, di mana Polisi minta mereka untuk segera meninggalkan lokasi dan tidak melakukan perlawanan jika ada serangan. Warga Ahmadiyah menolak, lalu perwakilan Polisi meninggalkan lokasi karena menerima telepon. Sejak saat itu tidak ada dialog kembali, warga Ahmadiyah berkumpul di dalam rumah.
Pada pukul 10 pagi, massa dari arah utara mendatangi lokasi warga Ahmadiyah. Mereka berteriak-teriak sambil mengacungkan golok.
“Ahmadiyah hanguskan!”
“Ahmadiyah bubarkan”
“Polisi minggir! Kami yang berkuasa di sini!”
Polisi di sekitar lokasi mendiamkan saja. Saat mereka mendekati halaman rumah Parman, wakil Ahmadiyah yang berjaga-jaga menenangkan. Namun massa makin beringas. Terjadi pemukulan. Melihat ada 21 Ahmadiyah yang bertahan keluar dari rumah, massa sempat mundur. Namun gelombang massa kian besar dari arah belakang. Serangan makin bersemangat. Serangan ini diperbesar kemudian dari arah selatan. Penyerang berjumlah 1.500 orang.
Seorang saksi mata mengatakan: “Kita bertahan. Terjadi hujan batu. Mereka makin mendesak. Kita terpojok. Kita masuk ke sawah. Kita bubar. Kita dikejar. Dipukulin.”
Penyerang berusaha mengejar anggota Ahmadiyah. Yang tertangkap di sawah-sawah ditelanjangi kemudian dipukuli secara brutal bersama-sama. Penyerang membawa senjata tajam : golok, pedang dan tombak. Penyerang terus memukuli warga Ahmadiyah yang tertangkap, ada empat orang. Batu-batu juga digunakan untuk memukul korban hingga tewas. Tiga warga Ahmadiyah tewas di lokasi penyerangan dan satu orang kemudian berhasil selamat namun terluka parah.
Warga Ahmadiyah yang bisa melarikan diri pun menerima banyak luka senjata tajam dan memar. Sebagian besar tubuh mereka penuh sayatan golok, wajah rusak, luka lebam. Nama-nama yang meninggal:
1. Roni, warga Jakarta Utara, umur 34 tahun.
2. Adi Mulyadi, warga Cikeusik, umur 24 tahun.
3. Tarno, warga Cikeusik, umur 33 tahun.
Sementara yang terluka berat berjumlah empat orang dan luka ringan satu orang:
Ferdiaz, umur 30 tahun. Luka bacok di punggung. Betis kanan. Luka lebam di seluruh tubuh kecuali kepala (karena pakai helm). Dia berujar: “Saya dibacok golok. Digebukin pakai batu bata, batu koral. Punggung terasa remuk.”
Deden Sujana, umur 45 tahun. Luka bacok di pergelangan tangan kanan bagian luar. Kondisi nyaris terputus. Luka bacok di kaki, paha, tangan kiri. Kondisinya kini setengah sadar.
Pak Baby dari Jelambar, Jakarta Barat, umur 45 tahun. Matanya bengkak. Hidung keluar darah. Mulut keluar darah. Luka dalam.
Masihudin. Luka bacok di beberapa bagian tubuh. Wajah bengkak. Mata lebam. Mulut jontor. Dia ditelanjangi oleh massa di sawah lalu dipukuli.
Apip, luka ringan. Kini mereka dalam evakuasi perawatan di rumah sakit Serang.
Pagi sebelumnya Polisi membawa Parman, istrinya dan Tatep. Parman mubaligh Ahmadiyah kelahiran Cikeusik sementara Tatep ketua Pemuda Ahmadiyah Cikeusik. Polisi membawa mereka ke Polres Pandeglang dengan alasan ingin meminta keterangan atas status imigrasi istri Parman, warga Filipina. Hingga kini ketiga warga Ahmadiyah tersebut masih berada di Polres Pandeglang.
Warga Ahmadiyah Cikeusik diungsikan ke rumah keluarga Parman, satu jam dari lokasi. Warga Ahmadiyah berjumlah 25 orang, mayoritas orang tua dan anak-anak
Berdasarkan informasi ini, pemuda-pemuda Ahmadiyah dari Jakarta dan Serang pergi menuju Cikeusik. Tujuannya, melakukan pengamanan terhadap warga Ahmadiyah yang masih menetap di Cikeusik. Mereka tiba sekira pukul 8 pagi keesokan harinya, 6 Februari. Mereka berjumlah 18 orang [plus 3 orang warga Cikeusik]. Mereka berjaga-jaga di rumah Parman.
Pada saat itu ada 6 petugas polisi dari reserse kriminal di lokasi. Sekira pukul 9 pagi, datang satu mobil pick-up polisi dan dua truk Dalmas [pengendali massa]. Mereka makan pagi bersama dan mengobrol. Ada dialog antara warga Ahmadiyah dan Polisi, di mana Polisi minta mereka untuk segera meninggalkan lokasi dan tidak melakukan perlawanan jika ada serangan. Warga Ahmadiyah menolak, lalu perwakilan Polisi meninggalkan lokasi karena menerima telepon. Sejak saat itu tidak ada dialog kembali, warga Ahmadiyah berkumpul di dalam rumah.
Pada pukul 10 pagi, massa dari arah utara mendatangi lokasi warga Ahmadiyah. Mereka berteriak-teriak sambil mengacungkan golok.
“Ahmadiyah hanguskan!”
“Ahmadiyah bubarkan”
“Polisi minggir! Kami yang berkuasa di sini!”
Polisi di sekitar lokasi mendiamkan saja. Saat mereka mendekati halaman rumah Parman, wakil Ahmadiyah yang berjaga-jaga menenangkan. Namun massa makin beringas. Terjadi pemukulan. Melihat ada 21 Ahmadiyah yang bertahan keluar dari rumah, massa sempat mundur. Namun gelombang massa kian besar dari arah belakang. Serangan makin bersemangat. Serangan ini diperbesar kemudian dari arah selatan. Penyerang berjumlah 1.500 orang.
Seorang saksi mata mengatakan: “Kita bertahan. Terjadi hujan batu. Mereka makin mendesak. Kita terpojok. Kita masuk ke sawah. Kita bubar. Kita dikejar. Dipukulin.”
Penyerang berusaha mengejar anggota Ahmadiyah. Yang tertangkap di sawah-sawah ditelanjangi kemudian dipukuli secara brutal bersama-sama. Penyerang membawa senjata tajam : golok, pedang dan tombak. Penyerang terus memukuli warga Ahmadiyah yang tertangkap, ada empat orang. Batu-batu juga digunakan untuk memukul korban hingga tewas. Tiga warga Ahmadiyah tewas di lokasi penyerangan dan satu orang kemudian berhasil selamat namun terluka parah.
Warga Ahmadiyah yang bisa melarikan diri pun menerima banyak luka senjata tajam dan memar. Sebagian besar tubuh mereka penuh sayatan golok, wajah rusak, luka lebam. Nama-nama yang meninggal:
1. Roni, warga Jakarta Utara, umur 34 tahun.
2. Adi Mulyadi, warga Cikeusik, umur 24 tahun.
3. Tarno, warga Cikeusik, umur 33 tahun.
Sementara yang terluka berat berjumlah empat orang dan luka ringan satu orang:
Ferdiaz, umur 30 tahun. Luka bacok di punggung. Betis kanan. Luka lebam di seluruh tubuh kecuali kepala (karena pakai helm). Dia berujar: “Saya dibacok golok. Digebukin pakai batu bata, batu koral. Punggung terasa remuk.”
Deden Sujana, umur 45 tahun. Luka bacok di pergelangan tangan kanan bagian luar. Kondisi nyaris terputus. Luka bacok di kaki, paha, tangan kiri. Kondisinya kini setengah sadar.
Pak Baby dari Jelambar, Jakarta Barat, umur 45 tahun. Matanya bengkak. Hidung keluar darah. Mulut keluar darah. Luka dalam.
Masihudin. Luka bacok di beberapa bagian tubuh. Wajah bengkak. Mata lebam. Mulut jontor. Dia ditelanjangi oleh massa di sawah lalu dipukuli.
Apip, luka ringan. Kini mereka dalam evakuasi perawatan di rumah sakit Serang.
Biarkan Ahmadiyah Nikmati Kesesatannya
7 Feb 2011
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ahmadiyah dianggap merupakan suatu ajaran yang menyimpang dari Agama Islam dan beberapa kali membuat resah kaum Muslim karena ajarannya tersebut. Namun, Komnas HAM meminta kepada masyarakat supaya tidak mengganggu kesesatan mereka.
"Biarkan mereka nikmati kesesatannya," ujar penasehat Komnas HAM sekaligus mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Jimly Asshidiqie di kantor Komnas HAM, Jakarta, Senin (7/2). Jimly mengatakan, selama ini Tuhan telah memelihara kesesetan itu sendiri. Buktinya, Tuhan menciptakan dan menyediakan setan di dalam hidup ini.
Menurutnya, jika memang Ahmadiyah itu dianggap merupakan bagian dari ajaran setan, maka bagi para umat Islam disarankan jangan menghabiskan waktu dan tenaga untuk membasmi setan yang dianggap ajaran Ahmadiyah itu sendiri. "Bagaimanapun, kita masih memerlukan setan sebagai pembanding kualitas keimanan kita," ujarnya.
Jimly mengatakan, daripada menghabiskan waktu untuk membasmi setan yang dianggap merupakan Ahmadiyah itu, lebih baik umat Islam memikirkan keimanan mereka sendiri. Tujuannya, supaya pengaruh setan-setan yang dianggap Ahmadiyah itu tidak mempengaruhi keimanan mereka.
Seperti diketahui, saat ini ajaran Ahmadiyah kembali ramai diberitakan. Hal tersebut berkaitan dengan bentrokan yang terjadi antara warga dengan anggota Ahmadiyah di Desa Umbulan, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, Banten, Ahad (6/2) siang. Akibat bentrokan tersebut, enam orang meninggal dunia.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ahmadiyah dianggap merupakan suatu ajaran yang menyimpang dari Agama Islam dan beberapa kali membuat resah kaum Muslim karena ajarannya tersebut. Namun, Komnas HAM meminta kepada masyarakat supaya tidak mengganggu kesesatan mereka.
"Biarkan mereka nikmati kesesatannya," ujar penasehat Komnas HAM sekaligus mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Jimly Asshidiqie di kantor Komnas HAM, Jakarta, Senin (7/2). Jimly mengatakan, selama ini Tuhan telah memelihara kesesetan itu sendiri. Buktinya, Tuhan menciptakan dan menyediakan setan di dalam hidup ini.
Menurutnya, jika memang Ahmadiyah itu dianggap merupakan bagian dari ajaran setan, maka bagi para umat Islam disarankan jangan menghabiskan waktu dan tenaga untuk membasmi setan yang dianggap ajaran Ahmadiyah itu sendiri. "Bagaimanapun, kita masih memerlukan setan sebagai pembanding kualitas keimanan kita," ujarnya.
Jimly mengatakan, daripada menghabiskan waktu untuk membasmi setan yang dianggap merupakan Ahmadiyah itu, lebih baik umat Islam memikirkan keimanan mereka sendiri. Tujuannya, supaya pengaruh setan-setan yang dianggap Ahmadiyah itu tidak mempengaruhi keimanan mereka.
Seperti diketahui, saat ini ajaran Ahmadiyah kembali ramai diberitakan. Hal tersebut berkaitan dengan bentrokan yang terjadi antara warga dengan anggota Ahmadiyah di Desa Umbulan, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, Banten, Ahad (6/2) siang. Akibat bentrokan tersebut, enam orang meninggal dunia.
sumber http://www.republika.co.id/berita/du...i-kesesatannya
Muhammad bersabda : "DAMAI SEJAHTRA DI BUMI SEPERTI DISORGA , SAMPAI SELAMA LAMANYA " :
Jakarta - Penyerangan sadis dan keji terhadap jemaat Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang, Banten, terus mendapat sorotan. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) pun melansir enam tuntutan terkait peristiwa yang menewaskan tiga orang itu.
Enam tuntutan itu ditujukan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Menteri Agama, Polri, dan juga Kementerian Perlindungan Perempuan dan Anak. Enam tuntutan dibacakan oleh Ketua Komnas HAM Ifdal Kashim.
Hal itu disampaikan Ifdal dalam jumpa pers di kantornya, Jalan Latuharhari, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (7/2/2011). Selain jajaran Komnas HAM, tampak juga Ketua Komnas Perempuan Yunianti Chuzaifah dan jajarannya.
Tuntutan pertama, SBY diminta memerintahkan aparatnya untuk menjamin keamanan dan ketenteraman kelompok minoritas beragama. Tuntutan selanjutnya, Kementerian Agama juga diminta untuk menjamin kebebasan jemaat Ahmadiyah untuk menjalankan ibadah sesuai keyakinannya.
"Komnas HAM minta Polri agar secepatnya mengusut tuntas kasus tersebut, Komnas HAM juga minta tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh publik lainnya untuk menciptakan kondisi yang aman, tenteram dan mencegah munculknya konflik-konflik sosial," kata Ifdal dalam konferensi pers yang juga dihadiri mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshidiqie itu.
Komnas HAM juga meminta segenap warga negara Indonesia untuk menahan diri dan tidak melakukan tindak kekerasan. Kepada kementerian yang menangani anak-anak dan perempuan, Komnas HAM meminta untuk turun langsung ke lapangan.
"Guna membantu dan memulihkan kondisi anak-anak dan perempuan yang menjadi korban," kata Ifdal.
sumber: http://www.detiknews..com/read/2011/0...sik?n991101605
Enam tuntutan itu ditujukan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Menteri Agama, Polri, dan juga Kementerian Perlindungan Perempuan dan Anak. Enam tuntutan dibacakan oleh Ketua Komnas HAM Ifdal Kashim.
Hal itu disampaikan Ifdal dalam jumpa pers di kantornya, Jalan Latuharhari, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (7/2/2011). Selain jajaran Komnas HAM, tampak juga Ketua Komnas Perempuan Yunianti Chuzaifah dan jajarannya.
Tuntutan pertama, SBY diminta memerintahkan aparatnya untuk menjamin keamanan dan ketenteraman kelompok minoritas beragama. Tuntutan selanjutnya, Kementerian Agama juga diminta untuk menjamin kebebasan jemaat Ahmadiyah untuk menjalankan ibadah sesuai keyakinannya.
"Komnas HAM minta Polri agar secepatnya mengusut tuntas kasus tersebut, Komnas HAM juga minta tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh publik lainnya untuk menciptakan kondisi yang aman, tenteram dan mencegah munculknya konflik-konflik sosial," kata Ifdal dalam konferensi pers yang juga dihadiri mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshidiqie itu.
Komnas HAM juga meminta segenap warga negara Indonesia untuk menahan diri dan tidak melakukan tindak kekerasan. Kepada kementerian yang menangani anak-anak dan perempuan, Komnas HAM meminta untuk turun langsung ke lapangan.
"Guna membantu dan memulihkan kondisi anak-anak dan perempuan yang menjadi korban," kata Ifdal.
sumber: http://www.detiknews..com/read/2011/0...sik?n991101605
Video Penyiksaan Jemaat Ahmadiyah di Cikeusik - PANDEGLANG
Kontroversi Ahmadiyah! (part 1- 3)
Sesatkah Ahmadiyah?(Part 1-3)
1 komentar:
How do the tipsters perform on a titanium dog teeth?
This was the first time you used the tipsters' teeth, and it is the first time you titanium rods use titanium fishing pliers the tipster's infiniti pro rainbow titanium flat iron teeth blue titanium to produce the right fallout 76 black titanium result for a tipster.
Posting Komentar